Tuesday, December 20, 2011

CYBER CITY MEMBAWA BANDA ACEH MEMBURU INFORMASI


Banda Aceh, siapa yang tidak kenal dengan  Banda Aceh? Sebuah kota besar yang terletak di tanah rencong Nanggroe Aceh Darussalam yang telah diluluhlantakkan oleh gempa dan gelombang ganas tsunami hanya dalam jangka waktu tidak lebih dari setengah jam. Namun bencana tersebut tidak membuat  masyarakat Banda Aceh menyerah dan pasrah dengan keadaan itu begitu saja. Masyarakat berusaha bangkit dari keterpurukan dengan berbagai daya dan upaya untuk membentuk kota yang lebih maju dari sebelumnya.
Hari demi hari, bulan demi bulan, dan tahun demi tahun,
masyarakat terus melakukan pembangunan di berbagai sudut kota Banda Aceh. Kota yang mengalami keterpurukan  akibat bencana tsunami 6 tahun yang lalu itu kini mulai berkembang seiring dengan pertumbuhan teknologi yang berdampak kepada masyarakat Aceh khususnya yang berada di kota Banda Aceh.
Berkembangnya teknologi-teknologi di berbagai kalangan masyarakat Aceh,  menjadikan mereka yang dulunya kurang berteknologi atau dijuluki gaptek tumbuh menjadi masyarakat yang haus akan teknologi. Teknologi bukan lagi sebuah keinginan, namun sudah menjadi kebutuhan bagi masyarakat Aceh khususnya di kalangan masyarakat intelek. Di era globalisasi seperti sekarang ini, teknologi bukan hanya sekedar benda yang dapat dilihat secara nyata seperti radio, televisi, handphone, lemari pendingin, dan lain sebagainya, namun sudah merupakan suatu benda abstrak berupa jaringan atau sinyal yang dapat menghubungkan seseorang dengan dunia luar, atau lebih kita kenal dengan nama lain internet.
Internet menjadi salah satu pemicu terjadinya globalisasi karena telah menghilangkan batas-batas dunia. Internet telah membuat dua orang atau lebih dari belahan bumi yang berbeda dapat berkomunikasi tanpa dibatasi oleh batas-batas Negara, waktu, jarak, dan hukum suatu Negara. Ditambah lagi dengan adanya situs jaringan-jaringan sosial seperti facebook, friendster, twitter, plurk, myspace, dan lain sebagainya yang dapat menjadi jembatan penghubung antara masyarakat yang satu dengan masyarakat dunia luar.
 Banyaknya manfaat yang didapat dari internet membuat masyarakat sangat membutuhkan internet. Tentu saja kebutuhan masyarakat khususnya pelajar-pelajar di kota Banda Aceh akan internet dimanfaatkan oleh masyarakat lain seperti para wirausahawan untuk melahirkan warung-warung kopi yang menyediakan fasilitas internet gratis dengan menggunakan jaringan nirkabel atau wi-fi di kota Banda Aceh. Namun, tidak semudah itu mendapatkan fasilitas internet gratis tersebut, sekurang-kurangnya masyarakat harus memesan secangkir kopi atau teh. Hal tersebut tentu saja menguntungkan bagi pemilik warung kopi karena dengan adanya fasilitas internet gratis dapat menarik minat masyarakat untuk singgah dan mencicipi makanan yang telah disediakan kepada para pembeli. Sehingga warung-warung tersebut dipenuhi oleh berbagai kalangan masyarakat yang membutuhkan akses internet.
Keuntungan yang didapat dari internet di kalangan para pelajar yaitu mereka dapat belajar jarak jauh secara online (e-learning),  mengambil buku-buku elektronik (e-book), serta dapat menambah wawasan yang tak terhingga dengan mencari dan mengelola informasi dari sebuah mesin pencari (searching engine) yang disediakan oleh internet. Kebutuhan akan internet tidak hanya berada di kalangan pelajar tingkat tinggi seperti para siswa Sekolah Menengah Atas dan mahasiswa perguruan tinggi maupun di kalangan orang dewasa, bahkan para siswa Sekolah Dasar sudah membutuhkan internet. Para ibu rumah tangga pun disaat-saat tertentu juga membutuhkan internet, mereka dapat mencari beranekaragam resep masakan maupun kue-kue secara mudah dan cepat dengan cara mengakses internet tanpa perlu mencari buku-buku resep di berbagai toko buku yang menghabiskan waktu lama dan memerlukan biaya. Masih banyak keuntungan lain yang diperoleh, seperti pemanfaatan internet untuk bisnis mulai dari perdagangan secara elektronik (e-commerce), serta transaksi keuangan secara elektronik (e-banking) yang lebih instan kepada nasabah bank karena tidak perlu lagi datang ke bank dan mengantri selama berjam-jam untuk melakukan transaksi perbankan.
Dengan adanya fasilitas internet di setiap warung kopi tentu saja dapat membantu masyarakat yang ingin mengakses internet. Namun, alangkah lebih bagusnya jika pemerintah mencanangkan kota tersebut menjadi sebuah kota yang dipenuhi hotspot di berbagai sudut kota atau lebih kita kenal denga istilah cyber city. Hal tersebut dapat memudahkan masyarakat yang ingin mengakses internet  secara cepat dan pastinya tanpa dipungut biaya (free). Masyarakat cukup bermodalkan pengetahuan dan sebuah laptop atau netbook yang bisa terhubung dengan jaringan internet. Hanya dalam hitungan detik kita dapat memburu banyak informasi dari berbagai penjuru dunia di manapun kita berada.
Cyber city membuat para pelajar lebih berkembang dalam hal mencari ilmu, mereka tidak hanya menerima ilmu di sekolah dengan pengajaran guru yang terbatas, namun mereka dapat memanfaatkan cyber city untuk kepentingan pendidikan, misalnya mereka tidak perlu membuang-buang waktu di perpustakaan hanya untuk menambah wawasan, sementara  perpustakaan yang mereka kunjungi tersebut  tidak  menjamin  adanya  suatu  kenyamanan bagi para pelajar khususnya pelajar yang masih berada di tingkat Sekolah Dasar yang lebih senang berada di tempat-tempat yang dipenuhi dengan hiburan atau berada di alam terbuka.
Bagi para businessman yang tidak punya banyak waktu untuk bolak-balik ke perpustakaan atau toko buku akan sangat merasakan besarnya manfaat dengan adanya cyber city. Mereka dapat mengakses internet dan menjalankan bisnis-bisnis mereka kapanpun dan di manapun. Masyarakat juga akan lebih mudah mengenal perkembangan dunia dan tidak menjadi orang yang tidak update.
Upaya menjadikan Aceh sebagai kota cyber khususnya kota Banda Aceh tentu tidak semudah membalik telapak tangan. Bukan hanya bantuan berupa materi, namun juga berupa  dukungan dari berbagai pihak yang dapat membantu jalannya pelaksanaan program tersebut termasuk masyarakat kota Banda Aceh. Program yang telah dicanangkan tersebut tidak akan berarti dan mungkin akan menjadi usaha yang sia-sia jika masyarakat tidak mendukung pencanangan tersebut. Oleh sebab itu, dukungan dari masyarakat sangat diperlukan dalam hal ini. Langkah awal yang perlu diperhatikan oleh pemerintah Aceh adalah ada atau tidaknya jaringan hotspot (Wireless Fidelity/Wi-Fi) di setiap sudut kota.
Diharapkan dengan terwujudnya pencanangan program tersebut dapat menjadikan Banda Aceh sebagai salah satu kota yang kaya akan teknologi khususnya di bidang informasi. Oleh karena itu, mari bersama-sama kita wujudkan  pencanangan ini untuk membuat kota Banda Aceh menjadi lebih baik J

No comments:

Post a Comment